Magelang Jateng, wartaterkini.news – Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menggelar Bedah Buku dengan tema Penguatan Visi Agenda Kemanusiaan Universal Muhammadiyah. Adapun buku yang diulas berjudul ‘Dunia Barat dan Islam: Visi Ulang Kemanusiaan Universal’ karya Dr. (HC). Sudibyo Markus, MBA. Acara dilaksanakan di Aula Rektorat Kampus 2 UNIMMA pada Sabtu (09/03/2024).
Dalam kesempatan tersebut, dihadirkan narasumber Dr. Tafsir, M.Ag dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah yang menyampaikan tentang wawasan kemanusiaan universal versi Keputusan Muktamar Muhammadiyah 48 di Solo. Adapun narasumber kedua ialah Habib Chirzin, tokoh perdamaian internasional sekaligus direktur International Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia.
Dalam bukunya, Sudibyo mengangkat isu westernisasi, sekulerisasi, dan kristenisasi namun ditambah isu pendampingnya yaitu toleransi, kebebasan beragama hingga kebebasan pindah agama. Hal ini dikarenakan tema-tema tersebut banyak menjadi tema diskusi dan tulisan di media, khususnya di kalangan mahasiswa pada waktu itu.
Namun dalam perjalanan waktu, karena pengaruh dinamika perubahan sosial, ekonomi, budaya dan politik nasional serta global, termasuk peningkatan intensitas interrelasi antar agama, terjadi pula dinamika perkembangan dan perubahan dalam kaitan isu westernisasi, sekulerisasi dan kristenisasi.
Diceritakan oleh Bapak Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini bahwa sejak tahun 1965 sampai dengan 2007 dan 2016, telah muncul dua milestones utama baru yang semakin memberikan optimisme baru dalam membangun hubungan barat dan gereja dengan Islam.
“Tak diragukan lagi bahwa kedua milestones baru sesudah Konsili Vatikan II tersebut merupakan komitmen global kemanusiaan yang sudah selayaknya harus didukung bahkan dipelopori oleh umat beragama, khususnya Kristen dan muslim,” tuturnya.
Dalam buku tersebut, juga dituliskan hubungan gereja dan Islam ke dalam beberapa tahapan yaitu (1) Pra Perang Salib, (2) Perang Salib. Kemudian, (3) Kolonialisme dan imperialisme, (4) orientalisme, (5) nasionalisme, balas jasa dan asosiasi budaya serta (6) Konsili Vatikan II.
Melalui bedah buku tersebut diharapkan peserta dapat memahami ancaman lingkungan dan dampaknya bagi kompleksitas permasalahan kemanusiaan universal ke depan. Dan siginifikansi peran umat beragama dalam dialog antar-budaya dan peradaban dalam mewujudkan kemanusiaan universal. (Narwan/Red)