Gunung Api Iya Naik Status ke Siaga, BNPB Ajak Pemkab Ende Belajar dari Erupsi Lewotobi Laki-Laki

Jakarta, wartaterkini.news–Gunung Api Iya, yang terletak di wilayah administrasi Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 1 Oktober 2024.

Karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat waspada dan pemerintah daerah menyiapkan rencana kontijensi untuk penanganan darurat jika erupsi terjadi, dengan belajar dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Aktivitas itu terus meningkat hingga 4 November 2024, menyebabkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Api Iya menjadi Siaga (Level III) pada 4 November 2024.

Menurut hasil rekaman data instrumental dari PVMBG, sejumlah kegempaan telah terjadi selama periode tersebut, termasuk 28 kali gempa tremor harmonik, 77 kali gempa tremor non harmonik, serta berbagai jenis gempa lainnya, seperti gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, dan gempa tektonik lokal.

Selain itu, kegempaan tremor yang terekam sejak 16 Oktober 2024 menandakan adanya pergerakan atau peningkatan tekanan magma menuju permukaan.

Secara geografis, Gunung Api Iya terletak sekitar 233 kilometer barat daya dari Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, yang saat ini tengah mengalami erupsi besar dengan status Awas (Level IV) sejak 4 November 2024.

Baca Juga :   Hadir Launching Pilkada, Bupati OKU Selatan Ingatkan Netralitas Penyelenggara

Meskipun tidak ada kaitannya langsung antara kedua gunung api tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap mengimbau masyarakat dan pemerintah Kabupaten Ende untuk belajar dari fenomena erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, yang saat ini berada di Nusa Tenggara Timur, meminta agar rekomendasi dari PVMBG dipatuhi, serta seluruh langkah yang menyangkut keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam meminimalisir dampak bencana.

“Kami harap masyarakat tetap waspada. Untuk Pemerintah Kabupaten Ende saya harap dapat belajar dari Lewotobi Laki-Laki. Segala hal yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas, karena itu adalah hukum tertinggi,” kata Suharyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/11/2024).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki menyebabkan 9 warga meninggal dunia, 31 orang luka berat, dan 32 lainnya harus mendapatkan perawatan intensif.

Selain itu, sekitar 10.777 jiwa harus mengungsi di delapan lokasi yang berbeda. PVMBG juga telah memperluas kawasan rawan bencana (KRB) hingga sembilan kilometer dari kawah utama, dengan KRB I berjarak dua kilometer yang harus dikosongkan untuk menghindari aliran awan panas, lava, serta gas beracun.

Untuk Gunung Api Iya, PVMBG juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar kawasan puncak dalam radius dua kilometer dari kawah aktif.

Baca Juga :   BNPB Dorong Percepatan Pemulihan Lingkungan Pascabanjir Demak

Hal ini untuk menghindari potensi bahaya dari abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan potensi erupsi magmatik yang dapat mengancam keselamatan.

Di Desa Klatanlo, yang berjarak hanya empat kilometer dari kawah utama Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, ditemukan lubang dengan diameter 13 meter dan kedalaman 4 meter, yang terbentuk akibat lontaran batu vulkanik.

Fenomena ini mengindikasikan pentingnya pengosongan kawasan yang masuk dalam KRB, baik secara sementara maupun permanen, untuk mengurangi risiko bencana lebih lanjut.

Merespons peningkatan aktivitas Gunung Api Iya, Pemerintah Kabupaten Ende melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende telah menyiapkan rencana kontijensi untuk penanganan darurat jika erupsi terjadi. BPBD Kabupaten Ende telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi bahaya.

Pemerintah Kabupaten Ende juga telah menyiapkan skenario pengungsian sementara untuk masyarakat yang tinggal di lima kelurahan di wilayah Kecamatan Ende Selatan, yakni Kelurahan Tanjung, Arubara, Tetandara, Rukun Lima, dan Paupanda.

Berdasarkan rekomendasi PVMBG, masyarakat, pengunjung, dan wisatawan dilarang mendekati kawasan puncak gunung api dalam radius dua kilometer dari kawah aktif.

Baca Juga :   Gerak Cepat, Polsek Tambelang pasang Police Line di Warung yang di Duga menjual Obat Obatan Keras

Gunung Api Iya memiliki karakteristik letusan yang biasanya berlangsung dari kawah utama, menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava, disertai dengan runtuhan pada puncak gunung.

Terdapat rekahan yang berkembang di sekeliling kawah aktif, yang menunjukkan adanya zona lemah di dalam gunung api yang bisa mengakibatkan longsoran besar ke arah laut pada saat terjadi erupsi.

Dengan riwayat erupsi yang tercatat sejak 1671 hingga 1969, Gunung Api Iya memiliki pola letusan yang tidak dapat diprediksi dengan pasti, meskipun letusan terjadi dalam rentang waktu 1-60 tahun.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Ende dan BNPB terus mengawasi perkembangan aktivitas vulkanik di Gunung Api Iya dan berkomitmen untuk menjaga keselamatan masyarakat dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat. (**)