banner 728x250 banner 728x250

BNPB Upayakan Wisata Aman Bencana saat Libur Nataru

Jakarta, wartaterkini.news–Pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta dinas dan lembaga terkait turut bersiaga di sejumlah lokasi wisata untuk bersiaga dan sigap jika ada kejadian kedaruratan bencana.

Kehadiran posko itu dimaksud untuk memberikan perlindungan rasa aman dan nyaman bagi para pengunjung saat menikmati masa berlibur dengan keluarga, mengingat periode akhir tahun dan awal tahun berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor dan angin kencang.

“Salah satu tempat favorit bagi para pelancong yang akan menikmati waktu libur baik menggunakan pesawat maupun moda transportasi darat adalah Pulau Dewata Bali. Tim BNPB dan BPBD juga disiagakan pada tempat-tempat wisata di Provinsi Bali, diantaranya Ulun Danu Beratan Kabupaten Tabanan, Desa Wisata Panglipuran Kabupaten Bangli, Taman Air Tirta Gangga Kabupaten Karangasem dan wilayah Pantai di Provinsi Bali,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keteranganya, Minggu (31/12/2023).

Baca Juga :   Penanganan Darurat Bencana Sumbar, BNPB Beri Dukungan DSP Rp1,75 Miliar

Menurut dia, di Pantai Goa Lawa Kabupaten Klungkung, BPBD Kabupaten Klungkung melakukan pemantauan siaga bencana hidrometeorologi bersama Balawista atau penjaga pantai setempat, Polri, Dinas Perhubungan dan perangkat daerah terkait.

Secara umum di masing-masing lokasi wisata di Bali sudah terpasang rambu-rambu dan jalur evakuasi tersedia yang memudahkan wisatawan jika terjadi keadaan darurat.

Beralih ke Pulau Jawa, tepatnya wilayah Alun-alun Kota Batu Jawa Timur, Posko Siaga Nataru yang berisi Tim Gabungan lintas sektor berdiri kokoh tepat di depan Alun-alun.

Selama 24 jam penuh, petugas bergiliran menjaga keamanan dan memberikan informasi yang diperlukan oleh para wisatawan yang berkunjung di alun-alun itu. Tim kesehatan beserta mobil ambulans juga disiapkan apabila ada wisatawan ada yang memerlukan tindakan medis.

Selain di tempat itu, posko juga didirikan di empat lokasi wisata lainnya, seperti Pos Kambal Ngantang, Pos Pujon, Pos Pesanggrahan, Pos Suhat dan Pos Baloga Pandanrejo.

Posko selanjutnya berada di wilayah Candi Prambanan perbatasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Posko BPBD Kabupaten Klaten dan Tim Gabungan berada tepat di jalan utama menuju Candi Prambanan ini, tidak pernah kosong dari petugas yang bersiaga, karena lokasi ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit.

Baca Juga :   Mulai 1 Januari 2024, Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis untuk Kelompok Rentan

Selain personel BPBD Kabupaten Klaten yang bersiaga, terdapat pula perwakilan TNI/Polri yang sigap melakukan pengaman, Dinas Perhubungan dan Pramuka siap mengatur arus lalu lintas wisatawan, serta Tim Kesehatan lengkap dengan peralatan medis guna lakukan pertolongan pertama.

Memasuki Provinsi Yogyakarta, Tim BNPB-BPBD turut bergabung pada Posko di lokasi pantai yang berisikan SAR, Linmas, Polairud dan relawan setempat. Petugas selalu bersiaga memantau pergerakan wisatawan yang mulai ramai, mengantisipasi adanya wisatawan yang terjatuh dan terseret ombak.

Lokasi wisata Pemandian Air Panas Sari Ater yang terletak di Kabupaten Subang Jawa Barat juga menjadi tujuan bagi pelancong untuk menikmati waktu bersama keluarga.

Tim BNPB dan BPBD pun ikut bergabung pada posko yang terletak di area parkir Sari Ater, ada juga tim gabungan yang dibagi untuk patroli di dalam wilayah pemandian terebut.

Baca Juga :   Angkutan Nataru 2023/24 Berhasil Terlaksana dengan Baik

Melihat banyaknya animo para pelancong untuk berlibur ke tempat-tempat wisata yang ada di seluruh Indonesia, BNPB mengimbau kepada para pelancong agar tetap waspada karena lokasi yang dituju merupakan wilayah yang asing dan memungkinkan menjadi wilayah terdampak bencana.

Adapun yang dapat dilakukan antara lain, selalu memantau perkembangan prakiraan cuaca dan informasi potensi bencana yang dikeluarkan oleh pihak berwenang, kemudian mempelajari karakteristik potensi bencana dan mencari jalur evakuasi terdekat, terakhir mengikuti instruksi dari petugas yang berada di lokasi wisata jika terjadi hal-hal kedaruratan. (*)