TKHK Terus Pantau Kesehatan Selama Puncak Haji

Jakarta, wartaterkini.news–Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) terus memantau kesehatan jemaah haji, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi terus dilakukan secara intensif seperti hipertensi dan diabetes selama masa puncak haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo melalui keterangan resminya Minggu (16/6/2024) mengatakan di setiap kloter terdapat satu dokter dan dua perawat yang memantau kesehatan di kloter.

“TKHK secara khusus memantau 30 jemaah yang berisiko tinggi dan memastikan jemaah yang memiliki berisiko tinggi berat agar lontar jumrahnya diwakilkan,” kata Liliek.

Baca Juga :   Silaturahmi dengan Puluhan Wartawan, Yulius Maulana: Kita Tunggu Hasil Pileg

Untuk memudahkan akses layanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia, tim petugas kesehatan disiagakan di berbagai titik lokasi sepanjang rangkaian proses puncak haji.

Pertama, persebaran tim petugas kesehatan ada disetiap kloter. Kedua, di Arafah tepatnya di Pos Kesehatan Arafah dan enam pos satelit. Ketiga, di Muzdalifah tersebar di 11 pos kesehatan.

“Terakhir, di Mina tepatnya di Pos Kesehatan Mina dan lima pos Jamarat atas,” kata Liliek.

Baca Juga :   Lagi Jama'ah Haji Asal OKU Selatan Tutup Usia di Arab Saudi

Penanganan Kegawatdaruratan

Liliek menjelaskan bahwa penanganan kegawatdaruratan saat puncak haji yang melibatkan pergerakan jemaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah dipersiapkan dengan matang.

Selain tiga TKHK yang terdiri dari satu dokter dan dua perawat, tim kesehatan juga bersiaga di Arafah, dengan Pos Kesehatan Arafah sebagai pusatnya dan dibantu oleh enam pos kesehatan satelit.

Apabila terdapat kegawatdaruratan di kloter, Liliek mengatakan TKHK dapat memberikan penanganan kesehatan.

“Jika membutuhkan penanganan lebih lanjut triase merah, TKHK dapat menghubungi Tenaga Emergensi Medis Sektor (TEMS) di Pos Satelit untuk dibantu penanganan dan rujukan menggunakan ambulans ke RS East Arafah,” kata Liliek. (**)