Resahkan Warga Kecamatan Cluring, Cara Penagihan “Bank Titil” Terkesan Arogansi

oleh

 

Banyuwangi, Jawa Timur, wartaterkini news- Maraknya bank titil (mingguan) di wilayah Kecamatan Cluring, Desa Tampo, Kabupaten Banyuwangi, membuat warga resah,meskipun masyarakat terbantu dengan kehadirannya,di sisi lain membuat masyarakat ketakutan, sebab ketika menagih dengan kasarnya memperlakukan nasabah. Kamis(19/01/2023)

Kejadian ini sempat dialami  oleh seorang nasabah bank  mingguan bernama Mujirah warga Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamtan Cluring,mujirah sering kali mendapat ancaman dari penagih bank mingguan atau biasa disebut ‘bank titil, ancaman tersebut dikarenakan karena nasabah telat membayar angsuran hanya satu 1 kali saja.

 

Mujirah sendiri merupakan ibu rumah tangga dari keluarga kurang mampu yang setiap harinya buruh bekerja di salah satu laundri yang ada di wilayah kecamatan Cluring ,mujirah harus menghidupi dua orang anaknya yang saat ini masih duduk di bangku sekolah , sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan musiman yang berpenghasilan tidak menentu,

Baca Juga :   Bapeda Litbang OKU Selatan Gelar Rapat Penyempurnaan Rencan Kerja 2023

Mujirah memberanikan diri untuk hutang pada salah satu  bang mingguan yang beralamat sekitar Banyuwangi , dengan jumlah hutang Rp.1.500.000,00 dengan angsuran Rp 195.000 setiap minggunya, pada tiap Kamis selama 12 kali angsuran,

 

Mujirah pada wartawan saat di temui dengan nada ketakutan menceritakan, berawal pada angsuran kamis (19/01) kelima dari awal dia meminjam, Mujirah telat membayar kamis ini , dia didatangi petugas dari bank titil tersebut pada pukul 19.00 dini hari , pada saat dia di rumah dengan kedua anaknya, kebetulan suami Mujirah juga ada giat yasinan malam jumat,”ucapnya,

Baca Juga :   Bupati Pamekasan Lantik Masrukin Sebagai Sekda, Delapan Pejabat Dimutasi

“Mujirah mendengar teriakan dan menggedor-gedor pintu rumahnya, lalu dijumpainya petugas itu, dengan nada tinggi, petugas itu membentak-bentak dan mengeluarkan kata -kata kasar pada kami,”kata Mujirah,

“Nek Kamis ngarep ra bayar, awas ea liat saja ea, kalau hutang iku bayar aku iki eo kerjo duwe anak bojo, timbang anak bojoku gak mangan liat aja nanti ,” ujar petugas bank kepada muijrah dengan nada bahasa Jawa,

Tidak hanya ancaman dan intimindasi, petugas bank tersebut juga mengucapkan voicenot pada saluran seluler whatshaap dengan bahasa yang gak sepantasnya di lontarkan pada nasabah ,“Utangmu bayaren Asuhhhh kowe,”bebernya,

Baca Juga :   Badan Pengelola Ajak Pengunjung F1 Power Boat Dukung Geopark Kaldera Toba di Revalidasi 2024

“akibat ulah anggota bank itu, dua anak Mujirah mengalami ketakutan dan tidak mau ditinggal keluar oleh orang tuanya,
Saya dan anak saya sangat ketakutan mas dengan bahasa yang kasar,”ujarnya,

Mujirah juga menambahkan, para petugas bank juga gak sopan menagih pada jam malam, padahal saya sudah bilang kalau kamis ini saya gak bisa bayar,saya bisa bayar tapi saat itu memang tidak ada uang sama sekali saya janji kamis depan malah dicaci maki),” pungkas Mujirah kepada wartawan.