Pekanbaru, wartaterkini.news–Pemerintah Provinsi Riau, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, terus memantau kondisi banjir yang terjadi di seluruh Kabupaten Kota, saat kondisi curah hujan yang terjadi di Riau, termasuk memantau kondisi sungai Kampar, setelah dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang, Kampar.
Kepala BPBD Riau, M.Edy Afrizal, mengatakan, sejauh ini yang telah menetapkan status siaga banjir baru Kabupaten Rokan Hilir, namun status tersebut sudah berakhir pada 30 November lalu.
Selanjutnya Kabupaten Bengkalis statis Siaga Banjir hingga 31 Desember, dan Rokan Hulu baru mendapatkan info akan menetapkan status siaga banjir.
“Jadi baru beberapa daerah yang telah menetapkan status siaga, itupun Rohil sudah berakhir. Kalau Bengkalis mereka menetapkan status tanggap darurat. Status siaga darurat banjir minimal dua darah menetapkan, setelah itu baru kota menetapkan status siaga banjir untuk Provinsi,” ujar M.Edy Afrizal, Kamis (14/12/2023).
Untuk Kampar sampai sekarang belum menetapkan status siaga banjir, seharusnya ditetapkan. Apalagi di sepanjang aliran Sungai Kampar juga rawan terhadap banjir.
Edy menjelaskan, pihaknya terus memantau kondisi banjir yang terjadi, termasuk mengirim bantuan bagi masyarakat terdampak, seperti makanan siap saji, gula, teh, dan makanan lainnya, termasuk selimut. Sedangkan untuk tenda bagi pengungsi masih disediakan oleh Pemkab masing-masing.
BPBD Riau juga menyediakan tenda jika dibutuhkan, untuk itu perlu penetapan status siaga dari daerah, agar pemerintah provinsi bisa mengirimkan bantuan-bantuan bagi masyarakat.
Ini akan dievaluasi, pihak ya lakukan koordinasi dan laporkan ke gubernur terkait dengan status banjir, kalau sudah ada dua Kabupaten. Di Riau ini punya empat sungai besar, Indragiri, Siak, Kampar, dan Rokan. Jika banjir di wilayah Kampar nanti dampaknya akan sampai ke Pelalawan karena satu aliran.
“Aliran sungai di Rokan Hulu masuknya nanti ke Rohil, kalau curah hujan tinggi di Sumbar dan Sumut akan berpengaruh kiriman air, dari Sumbar dan Sumut,” jelasnya.
Daerah rawan banjir lainnya seperti, Bengkalis, Dumai karena lebih dipengaruhi curah hujan tinggi dan air pasang, biasanya waspada rawan banjir rob di bulan Desember.
“Kalau di Pekanbaru, banjir terjadi mungkin hanya pada drainase yang kurang baik, jika terjadi banjir dan curah hujan tinggi. Saluran air tidak bisa menampung debit air yang ada,” kata Edy Afrizal.
Sementara itu, disinggung terkait dibukanya spilway PLTA Koto Panjang, apakah berpengaruh terhadap masyarakat yang berada di aliran Sungai Kampar, Edy menyampaikan sampai saat ini belum ada dampaknya.
“Belum ada dampaknya, curah hujan di Riau tidak begitu tinggi, kalau tiap hari hujan bisa saja berdampak terhadap sungai Kampar yang ikut meluap. Tapi masyarakat harus tetap waspada, dengan kondisi cuaca saat ini,” ungkapnya. (MC Riau/Ji/Infopublik)