banner 728x250 banner 728x250

Konflik Timur Tengah, Indonesia Minta Semua Pihak Menahan Diri

Jakarta, wartaterkini.news–Memanasnya konflik di Timur Tengah,seiring dengan adanya serangan Iran ke Israel, tentunya menambah ketidakpastian global. Indonesia pun meminta semua pihak untuk menahan diri agar situasi tidak terus memanas.

“Pada dasarnya Indonesia meminta supaya semua pihak menahan diri, karena tentunya bagi Indonesia tensi geopolitik ini bukan sesuatu yang kita harapkan, karena memang berbagai negara belum selesai perang, di Gaza belum selesai kemudian konflik di Laut Merah masih terus menghantui. Itu juga menimbulkan berbagai kekhawatiran,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di kantornya pada Selasa (16/4/2024).

Airlangga menjelaskan, di Timur Tengah, khususnya di Israel, Selat Hormuz memerankan peran yang sangat penting untuk logistik terutama BBM.

Airlangga Hartarto menilai saat ini fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk meredam dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama pasca serangan Iran ke Israel.

Dia memaparkan, pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali. Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus serta menopang Cadangan Devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.

Baca Juga :   PTBA Berangkatkan 22 Penerima Beasiswa Bidiksiba ke Perguruan Tinggi

“Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,” ujar Airlangga.

Airlangga mengatakan, guna meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dan Israel, pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber.

Saat ini pemerintah terus melaksanakan koordinasi lebih lanjut bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan yang tetap menjaga stabilitas ekonomi.