Jakarta, wartaterkini.news–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa bumi tektonik yang terjadi dua kali dengan kekuatan M5,9 dan M6,5 di laut Jawa pada Jumat, 22 Maret 2024 pukul 11:22:46 WIB dan pukul 15:52:58 WIB tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa gempa tersebut oleh BMKG diberi nama Gempa Bawean.
“Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bawean tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” jelasnya dalam keterangan pers pada Jumat (22/3/2024).
Namun demikian, Gempa Bawean ini, kata dia, berdampak dan dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI dengan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, terjadi kerusakan ringan.
Sementara di daerah Blora, Madura, Gresik, Surabaya, dan Kabupaten Banjar, dampak gempa yang dirasakan mencapai skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Lalu, di daerah Mojokerto, Banjarbaru, Sampit, Banjarmasin, Martapura, Balikpapan, Tanah Grogot, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Jepara, Rembang, Demak, Kudus, dan Semarang, dampak gempa yang terasa berskala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Kemudian, di daerah Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar dan Solo, dampak gempa terasa berskala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Daryono juga mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan dari masyarakat, Gempa Bawean ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean.
Gempa Bawen ini merupakan rangkaian gempa di Laut Jawa dengan kekuatan magnitudo terbesarnya M6,5 dan terkecilnya M2,7 dan hingga pukul 20:00 WIB hasil monitoring menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa sebanyak 64 kali.
Atas situasi dan kondisi yang terjadi tersebut, BMKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat supaya masyarakat yang terdampak Gempa Bawean ini diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Tadi sore beredar beberapa video hoax tentang Gempa Bawean namun dengan kejadian gempa yang terjadi di Cianjur. Kami imbau masyarakat agar peka terhadap hal-hal yang merupakan berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” ujar Daryono.
Rekomendasi selanjutnya, masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Kalau sudah rusak sebaiknya jangan tinggal di rumah tersebut.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda apakah cukup kuat atau tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali masuk rumah. Bagi masyarakat yang rumahnya rusak sebagian atau bangunannya sudah miring akibat gempa sebaiknya tidak menempati untuk sementara waktu. Lebih baik tinggal di tempat pengungsian yang telah disediakan Pemerintah Daerah,” ucapnya.
Masyarakat diminta untuk mewaspadai aktivitas gempa susulan yang mungkin saja masih dapat terjadi. Namun, Daryono menekankan bahwa gempa bumi yang telah terjadi tidak berpotensi tsunami sehingga masyarakat dihimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
“Aktivitas bekerja di pantai, melaut, dan aktivitas penyeberangan tidak terganggu. Pastikan informasi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, baik di Instagram, Twitter, aplikasi, website, telegram, juga melalui mobile Android atau iOS,” imbuh Daryono.