BANYUWANGI, Jawa Timur, wartaterkini news- Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) DPD Banyuwangi Jawa Timur Tarmuji menyoroti permasalahan dasar kemerosotan ekonomi petani tebu Kabupaten Banyuwangi dipicu dengan mitranya pabrik gula PT. Industri Gula Glenmore (IGG) di Glenmore Banyuwangi tidak lancar produksi gula.Rabu(27/07/2022)
Kondisi tersebut membuat tebu petani yang telah siap kirim kering di lahan. Dengan tebu yang tidak diproduksi membuat para buru tebang tidak terbayar upahnya.
“Tebu banyak kering di kebun tidak dimuat sampai 2 minggu ada kurang lebih 1 Ha lebih (90 ton), tebu kering tersebut di buang di lokasi kebun Kalitelepak.
Imbas dari itu penebang tidak di bayar menjadi rugi, mau makan apa mereka padahal bayaran dia hanya kurang lebih Rp500 per bulan”, kata Tarmuji seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono,
Menurutnya pabrik selalu putus setiap hari dari awal giling sampai sekarang, pabrik tebu yang usianya belum puluhan tahun ini kekurangan pasokan tebu.
“Kekurangan tebu berapa kerugian negara ini kurang lebih 5 sampai 10 jam berhenti giling harus menunggu tebu. Dengan berhenti giling otomatis tidak ada gula yang dihasilkan,
Jadi statemen Direktur IGG di media kemarin hoax, hanya akal pencitraan saja ini la yang membuat BUMN gula hancur”, cetusnya.
Tarmuji juga menyoroti kualitas tebu yang tidak bersih dari daun yang masih melekat pada batang juga menjadi permasalahan yang tidak terpisahkan dari hasil produksi gula seperti yang diharapkan para petani untuk meningkatkan perekonomiannya.
“Kualitas tebangan kotor sekali,karena tebu tidak di Klentek kemana uang negara ini, faktor lain jembatan baru di bangun tidak sampai 1 tahun sudah jebol, sehingga akses jalan masyarakat tidak bisa lewat kesulitan”, pungkasnya.(**)