Jakarta, wartaterkini.news– Pemerintah Provinsi Bali akan mengenalkan kearifan lokal Segara Kerthi kepada para delegasi World Water Forum ke-10, yang rencananya dilaksanakan di wilayah Pantai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali di Kota Denpasar pada 18 Mei 2024.
Rencananya, dalam ritual Segara Kerthi tersebut akan menampilkan beberapa tarian sakral yang tidak boleh dilakukan di tempat lain selain di Bali. Beberapa tarian tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan kepada para delegasi World Water Forum ke-10 akan kekayaan kebudayaan lokal.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam Konferensi Pers World Water Forum “Persiapan Bali sebagai Tuan Rumah World Water Forum Ke-10” yang diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Selasa (7/5/2024).
“Kami juga akan menampilkan tari-tarian sakral yang tidak boleh ditampilkan di luar upacara-upacara ritual keagamaan kami. Tari-tari itu akan kami pentaskan pada acara Segara Kerthi di Pulau Kura-Kura Bali untuk mengiringi acara yang berlangsung dengan dipandu rohaniwan,” kata Dewa.
Sekda Provinsi Bali tersebut juga mengungkapkan tarian-tarian yang akan ditampilkan di upacara Segara Kerthi antara lain Tari Sanghyang Jaran yang akan mengiringi upacara Tari Kecak, Tari Sanghyang Dedari, Tari Baris Rejang Putri Maya, Tari Baris Cerekuak dan Tari Topeng Sidakarya.
Khusus untuk Tari Topeng Sidakarya, Dewa mengatakan bahwa tarian itu akan menjadi penutup rangkaian upacara Segara Kerthi dan menjadi simbol, bahwa acara yang diselenggarakan telah direstui oleh yang maha kuasa.
“Tari Topeng Sidakarya itu adalah tari yang menutup sebuah upacara yang menandakan atau memberikan simbol kepada kami sebagai penyelenggara acara bahwa upacara ini telah direstui oleh yang maha esa,” ungkap Dewa.
Dewa juga menambahkan bahwa selain tari-tarian yang sakral tersebut, akan ditampilkan juga tarian-tarian yang bersifat hiburan bagi para delegasi yang akan dipentaskan di Taman Bhagawan, Nusa Dua, Bali dengan waktu yang berbeda.
Sebelumnya pada kesempatan yang berbeda, Kepala Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara mengatakan bahwa upacara Segara Kerthi yang bermakna pemuliaan pada air, khususnya pantai dan laut yang bersumber dari ajaran agama Hindu.
“Kita di Bali punya kearifan lokal Segara Kerthi dalam memuliakan air dan ini menjadi kesempatan menunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi,” ujar Sukra dalam siaran pers yang dilansir dari InfoPublik pada Selasa (30/4/2024).