Jakarta, wartaterkini.news–Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengupayakan berbagai kajian riset dan inovasi terkait program hilirisasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dalam acara Annual Conference On Indonesian Economic Development (ACIED) yang mengangkat tema “Escaping the Middle Income Trap and Reaching Golden Indonesia 2045: Pathways and Policy Options” untuk menyusun strategi pencapaian perwujudan Asta Cita. Acara tersebut dilaksanakan di Auditorium Gedung B.J. Habibie, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Selasa (30/7/2024).
Handoko menyampaikan bahwa pihaknya tengah mengupayakan berbagai kebijakan yang bisa memberikan peluang untuk meningkatkan nilai tambah, khususnya pada bidang perekonomian dan pangan. Acara tersebut juga digelar untuk menyusun strategi konkret mewujudkan Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Acara yang dipimpin oleh Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN dilaksanakan untuk melihat dan mendiskusikan masalah-masalah dan potensi ekonomi Indonesia ke depan, khususnya terkait dengan upaya kita lepas dari middle-income trap dan juga bagaimana kita bisa membuat strategi yang lebih baik untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Laksana Tri Handoko saat memberikan keterangannya kepada media.
Ia menekankan bahwa upaya yang dilakukan merupakan dorongan untuk meningkatkan hilirisasi di berbagai sektor, misalnya pada bidang pangan, pertanian, perhutanan, perkebunan, dan juga sektor sumber daya tidak terbarukan seperti pertambangan.
“Kalau hilirisasi itu keniscayaan, sebenarnya hilirisasi adalah bahasa generik untuk bagaimana kita meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam kita. Sumber daya alam itu bisa yang terbarukan, bisa yang tidak terbarukan, yang tidak terbarukan seperti tambang, tapi yang terbarukan juga tidak kalah penting, misalnya pertanian, perhutanan, perkebunan, peternakan, dan seterusnya. Indonesia punya potensi besar di situ,” kata Handoko.
Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat, Agus Eko Nugroho, juga menekankan pentingnya hilirisasi di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian negara di tengah gejolak geopolitik global yang tidak menentu maupun akibat perubahan iklim yang terjadi.
“Yang sangat penting tentunya adalah bagaimana melanjutkan hilirisasi, kemudian bagaimana sektor pangan kita semakin resilient dengan situasi global maupun perubahan iklim yang terjadi. Ini saya kira pesan Pak Kepala bahwa kita harus fokus pada pangan, kemudian hilirisasi, dan bagaimana menyongsong Indonesia ke depannya,” ujar Eko.
Memperkuat riset dan inovasi yang tangguh, imbuh Handoko, bisa menjadi upaya konkret yang dilakukan BRIN untuk menyongsong perwujudan Indonesia Emas 2045. Riset dan inovasi bisa memberikan peluang supaya kekayaan sumber daya alam diolah di dalam negeri sehingga dapat lebih besar meningkatkan nilai tambah perekonomian negara.
“Melalui riset dan inovasi bisa menciptakan nilai tambah yang signifikan sehingga kita tidak hanya menjual mentah tetapi juga mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kami memang sejak awal didesain untuk bisa memfasilitasi, bagaimana pemerintah melalui BRIN bisa memfasilitasi industri agar bisa segera masuk ke aktivitas pengembangan produk yang berbasis inovasi yang kuat, yang dihasilkan dari riset-riset yang tangguh,” imbuh Handoko.
Pada acara tersebut, Handoko menyampaikan target yang diinginkan, yakni membuka jalan pikiran diskusi yang kritis kepada pemerintah, supaya bisa memberikan pemikiran berharga dan menggandeng banyak industri.
“Melalui acara ini, kami ingin menjaring banyak pemikiran baru dan kritis yang bisa dijadikan masukan, khususnya bagi pemerintah berikutnya. Target BRIN secara umum adalah memperbanyak mitra industri,” ujarnya. (**)